Klasifikasi
Morfem
1.
Bedasarkan
kebebasannya untuk dapat digunakan
langsung dalam pertuturan
·
Morfem
bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem yang lain dapat
digunakan langsung dalam pertuturan.
Contoh : pulang, merah, dinding, pergi
·
Morfem
terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain
untuk dapat digunakan dalam pertuturan.
Contoh : melihat, mendengar, bertamu dan
afiksasi lainnya.
·
Morfem
terikat berupa morfem dasar.
·
Contoh
: henti, juang dan geletak.
Sebagai
kesimpulan mengenai jenis morfem bedasarkan kebebesannya untuk digunka dalam
pertuturan dibagi menjadi dua jenis yakni morfem bebas dan morfem terikat. Morfem
bebas merupakan morfem dasar yang tidak dapat disisipi lagi atau morfem yang
dapat berdiri sendiri sedangkan morfem terikat dibagi kembali menjadi dua jenis
yakni morfem dasar merupakan morfem yang mampu berdiri sendiri namun dalam satu
klasifikasi morfem terikat, jenis yang kedua yakni morfem terikat afiks, morfem
ini tidak dapat berdiri sendiri dan harus meallaui proses afiksasi agar
memiliki makna sebagai contoh kata “juang” mendapat afiksasi menjadi “pejuang”.
Berkenaan
dengan bentuk dasar terikat harus memnuhi catatan sebagi berikut :
-
Kata
“gaul”, “juang”, dan henti, disebut bentuk praktegorial karena bentuk-bentuk
tersebut tidak memiliki kategori sehingga tidak dapat digunakan dalam
pertuturan.
-
Verharr
(1978) juga memasukkan bentuk-bentuk seperti
beli, baca, dan tulis ke dalam kelas kelompok praktekgorial, karena
untuk digunakan di dalam kalimat harus terlebih dahulu diberi prefiks
me-,prefiks di-, atau prefiks ter-.dalam kalimat imperatif(hasil transformasi
dari kalimat dari kalimat aktif transitif yang memerlukan
imbuhan).
-
Bentuk
renta (yang hanya muncul dalam “tua renta) termasuk morfem unik
-
Bentuk
klitika –ku dalam bentuk “bukuku” dapat
dipisahkan menjadi
“buku baruku”. Proklitika: klitika yang berposisi di muka kata seperti kuambil. Sedangkan enkilitika: klitika yang berposisi dibelakang kata seperti nasibmu, tugasmu.
“buku baruku”. Proklitika: klitika yang berposisi di muka kata seperti kuambil. Sedangkan enkilitika: klitika yang berposisi dibelakang kata seperti nasibmu, tugasmu.
-
Bentuk-bentuk
yang termasuk preposisi dan konjungsi seprerti dan, oleh, di, secara morfologis
morfem bebas namun secar sintaksis termasuk morfem terikat.
-
Kridalknasa
(1989) menyatakan proleksem seperti a (pada asusila), dwi (dwibahasa), wi
(manusiawi).
2.
Bedasarkan
keutuhan bentuknya dibedakan adanya morfem utuh dan morfe terbagi. Morfem utuh
yakni morfem utuh secara fisik dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Semua
morfem dasar, baik bebas maupun terikat, serta prefiks, infiks dan sufiks
termasuk morfem utuh, Morfem terbagi adalah morfem yang fisiknya terbagi atau
disisipi morfem lain , contoh : konfiks (pe-an, ke-an, dan per-an).
Morfem terbagi terdiri dua macam yakni :
-
Bentuk
ber-an ada yang berupa kongiks dan yang bukan konfisk misalnya, ber-an pada
kata berpakaian dalam kalimat “sebelum berpakain ia mansi dulu” sedangkan pada
kalimat “ penyanyi baru banyak
bermunculan pada tahun-tahun ini”merupakan sebuah konfiks.
-
Bentuk
telunjuk disini mendapat infiks –el-
dengan demikian t-unuk menjadi morfem terbagi bukan morfem utuh.
3.
Bedasarkan
kemungkinan pembentukan kata. Yakni morfem dasar, morfem afiks, morfem dasar
adalah morfem yang dapat menjadi dasae dalam suatu proses morfologi, contoh :
beli, makan. Bentuk dasar yang termasuk dalam kategori preposisi dan konkugsi
tidak pernah mengalami afiksasi.
4.
Bedasarkan
jenis fonem yang membentuknya dibagi menjadi bua macam yakni morfem segmental
dan morfem suprasegmental, morfem
segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, yakni morfem
yang berupa bunyi yang disegmnetaskan ({lihat}, {ter-},{sikat} dan {-lah}).
Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk dari nada, tekanan,
durasi, dan intonasi.
5.
Morfem
beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi
segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental). Melainkan berupa
“kekosongan”. Contoh : kerupuk kata kerupuk selalu diucapkan menjadi “krupuk”.
6.
Bedasarkan
kehadirannya secara konkret dibedakan menjadi morfem wujud dan morfem tanwujud.
Morfem wujud adalah morfem yang secara nyata, sedangkan morfem tak tanwujud
kehadirannya tidak nyata.
7.
Bedasarkan
ciri semantik dibedakan menjadi morfem leksikal dan morfem tak bermakna leksikal,
morfem bermakna leksikal ialah morfem yang didalmnya meiliki makna ( makan,
pulang, dan pergi). Morfem tak bermakna leksika adalah morfem yang harus
melalui proses morfologis terlebih dahulu seperti ({ter-} {ber-}). Morfem yang
dapat menjadi unsur dalam pertuturan sedangkan morfem tak bermakna leksikal
berciri sebaliknya.
Banyak
pakar seperti Keraf (1986( dan parera (1988) yang menyatakan bahwa kels-kelas
preposisi dan konjugsi tidak memiliki makna leksikal dan hanya mmepunyai fungsi
grmatikal. Sebenarnya sebgai morfem dasar dan bukan afiks, semua morfem
prepoaiai dan konjungsi memiliki makna leksikal. Namun kebebasannya dalam
pertuturan memang bebas. Meskipun keterbatasaanya tidak seketat morfem afiks.
Morfem
dasar, pangkal dan akar
Morfem
dasar termasuk dalam bentuk morfem bebas seperti (beli), (kucing) dan (pulang)
tetapi ada pula morfem terikat seperti (juang),(henti),(tempur). Sebuah morfem
dasar menjadi bentuk dasar atau dasar dalam suatu morfologi.
Jadi morfem
dasar adalah morfem yang dapat diolah kembali melalui proses afiksasi,
reduplikasi,komposisi atau proses morfologis lainnya.
Pangkal atau sistem digunakan untuk
menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan
afiks inflektif. Proses pembentukan kata inflektif hanya pada proses
pembentukan verba transitif, yakni verba yang berprefiks me- (yang dapat
diganti dengan di-, prefiks ter- dan prefiks zero). Pada kata membeli pangkalnya adalah beli, pada
kata mendaratkan pangkalnya adalah daratkan.
Akar
atau root digunakan untuk meyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh
lagi. Akar adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya ditinggalkan.
Misalnya pada kata membelanjakan terdiri dari prefiks mem- dan sufiks kan-
dengan dianalisis seperti diatas maka
yang tersisa adalah belanja.contoh kata keberterimaan
kalau semua afiksnya ditanggalkan akan tersisa akarnya yaitu teria. Bentuk
terima tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar